Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

gatau apaan

PERASAAN GAK KARUAN MAGER GABUT BINGUNG :") Random talks ditemani post malone on my podcast. Cuma pengen ngetik aja gatau harus apa, pengeeen ngetik ajaaa. uh! tapi kalo mau jujur sama diri sendiri, sebenarnya aku cuma butuh liburan. Holiday YEAH. Selama ini udah sering menghilang dalam kesendirian, tapii bener bener sekarang cuma pengen pergi ke tempat hijau, entah di taman atau gunung, yang pasti aku bisa melihat pemandangan seluas mungkin. Ditemani kicauan burung, tiduran lihat langit dan awan biru yang cerah di padang rumput hijau nan luas. Aaahhh.. begitu indah dan sesederhana itu definisi bahagia:))). Hidup yang santai, gak banyak pikiran, hanya tinggal memandangi indahnya ciptaan Tuhan.  Yash, aku butuh itu. Untuk menghilangkan kejenuhan, ke-gatauapaan-ini, ke-perasaangakkaruan-ini, dan ke ke ke lainnya. Katanya manusia kalau mau bahagia, cukup syukuri aja yang sekarang dimiliki. Ya memang kalau mau dipikir lagi tinggal bersyukur aja si karena dikasih banyak berkat l...

Lagi apa?

Assalamu'alaikum Berbicara tentang kata "lagi apa?". Ini tuh suka ada dalam percakapan chatting. Dan menurutku "lagi apa?" itu hal yang cukup sakral. Idk what to say antara sakral atau yang lain. Yg pasti dalam kamus hidupku yang sekarang ini, aku baru menyadari suatu hal kalo kata lagi apa itu susah banget aku ucapin dan ga akan aku terima dari orang lain kecuali orang tersebut adalah orang yang paling deket sama aku dan mungkin aku sayang. Semakin kesini, aku seolah memperlihatkan diriku yang introvert. Padahal mungkin juga bisa dikatakan ambivert. Tapi kecenderunganku untuk menulis di blog atau ketika aku mengungkapkan emosiku dengan nulis di word, semakin aku sadar aku layaknya seorang introvert. Aku gak bermaksud jelek, hanya yang aku heran introvert itu banyak banget stigma yang buruk tentangnya. Yah aku juga tidak menyangkal kalo di dunia nyata aku susah untuk mengungkapkan pendapatku. I rather to listening than speaking. Dan ya mungkin itu jiwa-jiwa...

Fantasy, Mediator, and Paradox

Salah satu hal yang paling aku inginkan dalam hidup ialah bisa mendapatkan seseorang yang mencintaiku apa adanya. Rasanya ketika kamu menyukai seseorang, kamu pasti pengen banget direspon balik. Aku merasa kesal aja sama fantasi di pikiranku ini. Belum juga ku bertindak, perasaan ini seolah berkata jangan kau teruskan rasa suka mu kepada dia, toh dia sudah begini, sudah begitu, mengapa berharap yang lebih kepadanya? Ya, aku terlalu takut untuk mengakuinya, aku berpikir terlalu jauh, aku hanya mengiranya dalam imajinasiku sendiri. Sometimes, itu adalah hal yang ku sesali akan pikiranku ini, tapi keputusan ini seolah tetap berjalan berdasarkan naluri. Hidup menjadi seorang "mediator" itu emang kadang buat sebal sendiri, mengawang saja pikiran ini kemana, yang jeleknya ialah ketika kamu memikirkan hal yang terburuk. Kenapa pikiran ini malah terbawa dengan perasaan yang tak seharusnya dikeluarkan di tempat yang bukan seharusnya? Aku semakin menyadari letak sisi mediator ini keti...