Fantasy, Mediator, and Paradox
Salah satu hal yang paling aku inginkan dalam hidup ialah bisa mendapatkan seseorang yang mencintaiku apa adanya. Rasanya ketika kamu menyukai seseorang, kamu pasti pengen banget direspon balik. Aku merasa kesal aja sama fantasi di pikiranku ini. Belum juga ku bertindak, perasaan ini seolah berkata jangan kau teruskan rasa suka mu kepada dia, toh dia sudah begini, sudah begitu, mengapa berharap yang lebih kepadanya? Ya, aku terlalu takut untuk mengakuinya, aku berpikir terlalu jauh, aku hanya mengiranya dalam imajinasiku sendiri. Sometimes, itu adalah hal yang ku sesali akan pikiranku ini, tapi keputusan ini seolah tetap berjalan berdasarkan naluri. Hidup menjadi seorang "mediator" itu emang kadang buat sebal sendiri, mengawang saja pikiran ini kemana, yang jeleknya ialah ketika kamu memikirkan hal yang terburuk. Kenapa pikiran ini malah terbawa dengan perasaan yang tak seharusnya dikeluarkan di tempat yang bukan seharusnya? Aku semakin menyadari letak sisi mediator ini ketika ku menuliskan hal ini. Ah yahh hanya ingin sedikit mencurahkan saja supaya plong. Meskipun saat ini aku seperti paradox yang menginginkan tulisan ini tidak dibaca oleh siapapun, tapi ingin dibaca juga. Kau pasti tidak mengerti, tapi gapapa. Memang 'mediator' itu kayanya orang langka yang susah dipahami oleh kebanyakan orang.
Really? Bukannya kamu bisa ubah ya sisimu itu?
Ya mungkin bisa aja, tapi gatau deh, aku si berharapnya bisa banget. Wkwk emang saat terpuruk gini kan butuh motivasi, paling tidak aku berusaha buat berubah, even hal kaya gini malah kamu tetep lanjutin (nulis di blog). Jadi gimana? Ada yg bisa ditangkep ngga? Ngga yah, sama atuh kalo gitu mah wkwkw. Intinya si aku cuma mau curahin aja dalam bentuk tulisan ini, tak mau memendam perasaan buruk karena fantasi itu, dan kepikiran menghubungkan fantasi ini sama si 'mediator' yang sangat paradox.
Dan ingin berpesan bahwa pahamilah kami sang 'mediator', niscaya kamu akan mendapatkan ketulusan dari hati kami dan hal tak terduga.
Ini serius, ngga becanda, meskipun mungkin kayak lebay haha, tapi ini serius.
Yah, dan aku juga berharap bisa mendapatkan sosok yang mau memahamiku. Te amo lah pokoknya mah hehe
Komentar
Posting Komentar